Setiap orang atau golongan yang mengaku Muslim, beragama Allah, dituntut untuk mengikuti dan mematuhi segala aturan dan petunjuk All...
Setiap orang atau golongan yang mengaku Muslim, beragama Allah, dituntut untuk mengikuti dan mematuhi segala aturan dan petunjuk Allah dengan lurus dan konsekuen.
Jika ada dua pihak yang berselisih keyakinan terkait Agama Allah, maka Allahlah yang akan menghakimi mereka pada hari Kiamat.
فَٱللَّهُ يَحۡكُمُ بَيۡنَهُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ فِيمَا كَانُواْ فِيهِ يَخۡتَلِفُونَ...
...Maka Allah akan menghakimi diantara mereka pada hari Kiamat, tentang apa-apa yang mereka perselisihkan itu. (Al-Baqarah : 113)
وَيَـٰقَوۡمِ ٱعۡمَلُواْ عَلَىٰ مَكَانَتِڪُمۡ إِنِّى عَـٰمِلٌ۬ۖ سَوۡفَ تَعۡلَمُونَ مَن يَأۡتِيهِ عَذَابٌ۬ يُخۡزِيهِ وَمَنۡ هُوَ كَـٰذِبٌ۬ۖ وَٱرۡتَقِبُوٓاْ إِنِّى مَعَڪُمۡ رَقِيبٌ۬
Dan (dia berkata): "Hai kaumku, berbuatlah pada posisimu, sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakannya dan siapa yang berdusta. Dan tunggulah (keputusan-Nya), sesungguhnya akupun sama dengan kamu, menunggu". (Hud : 93)
Ini berarti tidak ada seorang manusiapun yang berhak menghakimi. Dan kenyataannya, tidak ada satupun lembaga kekuasaan manusia yang legal dan beradab di muka bumi ini yang merasa berwenang menghakimi perbedaan keyakinan manusia.
Tapi aneh bin ajaib dengan kalangan tertentu, dan kelompok yang mengaku membela Islam, justru memperhinakan Agama Allah dengan minta tolong kepada sistem hukum manusia, untuk menghakimi kelompok yang keyakinannya menyalahi keyakinan mereka. Ini sebuah pengkhianatan terhadap Allah, melecehkan kedaulatan Allah, karena apa yang merupakan hak dan wewenang Allah, malah diserahkan kepada manusia.
Ketika pihak penguasa merasa tidak berwenang, bukannya mereka sadar dan serahkan saja kepada Allah, malah dengan arogan mengatakan "akan kami hakimi dengan cara kami sendri". Dan semua orang tahu, bahwa itu adalah cara premanisme yang sangat menodai kesucian dan keagungan Dienullah.
Di lain pihak, penguasa yang miris dan tidak mau dibuat repot oleh aksi premanisme itu, lebih memilih berusaha menekan kelompok yang minoritas untuk tunduk saja pada kemauan kelompok preman tersebut. Meskipun harus dengan melanggar hak asasi manusia. Subhanallah ... mau jadi apa bangsa ini.
Sebetulnya Allahpun memberi jalan dan kesempatan kepada mereka yang berselisih paham untuk bertahkim langsung kepada Allah, sekarang ini juga, tidak menunggu hari kiamat, dan bukan dengan menempel penguasa. Caranya???
Itulah dia yg disebut Mubahalah (IBTIHAAL). Sebagaimana petunjukNya:
ٱلۡحَقُّ مِن رَّبِّكَ فَلَا تَكُن مِّنَ ٱلۡمُمۡتَرِينَ (٦٠) فَمَنۡ حَآجَّكَ فِيهِ مِنۢ بَعۡدِ مَا جَآءَكَ مِنَ ٱلۡعِلۡمِ فَقُلۡ تَعَالَوۡاْ نَدۡعُ أَبۡنَآءَنَا وَأَبۡنَآءَكُمۡ وَنِسَآءَنَا وَنِسَآءَكُمۡ وَأَنفُسَنَا وَأَنفُسَكُمۡ ثُمَّ نَبۡتَہِلۡ فَنَجۡعَل لَّعۡنَتَ ٱللَّهِ عَلَى ٱلۡڪَـٰذِبِينَ
Kebenaran (Al Haq) itu dari Tuhanmu, maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu.
Maka barangsiapa menyanggahmu sesudah datang ilmu (bukti-bukti kebenaran) kepadamu, maka katakanlah (kepadanya): "Mari kita mengerahkan anak-anak kami dan anak-anak kamu, istri-istri kami dan istri-istri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian mari kita BERIBTIHAL kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada pembuat kebohongan (kepalsuan). (Ali 'Imran : 60-61)
Bertahkim kepada Allah tidak seperti bertahkim kepada manusia. Harus ada penyidikan, saksi, pembuktian dan lain-lain. Allah sudah Maha Tahu segalanya, siapa pengusung Al Haq, dan siapa pemalsunya. Tinggal siapkan saja diri kita untuk dihukum, jika ternyata (menurut Allah), benar pelaku kesesesatan.
Ketika dua pihak yang berselisih telah berhadapan, secara bergantian mereka bersumpah kepada Allah, lalu menyatakan dengan jahar:
"YA ALLAH.. ENGKAULAH YG MAHA MENGETAHUI...
JIKA MENURUT ILMUMU AGAMA YANG SAYA YAKINI INI KEBOHONGAN, BUKAN DARI AJARANMU YA ALLAH...
MAKA BIARLAH ENGKAU MENIMPAKAN LAKNAT KEPADA KAMI"
Kami sudah dua kali menawarkan ke pihak yang memfatwakan kami sesat, untuk bermubahalah. Tapi dengan dalih yang tidak jelas mereka menolak. Diminta dialogpun mereka menghindar. Tapi karena diakui dan didukung massa, tanpa peduli akan berbagai peringatan dari Allah, mereka nekat mengeluarkan fatwa, kami ini sesat dan menyesatkan.
Fatwa itulah yang dijadikan dasar oleh penguasa dan kelompok premanis, untuk terus-terusan menekan kami. Tapi mereka tidak pernah berhasil.
Mengapa kami tidak takut bermubahalah seperti mereka itu?
Karena ilmu dan keyakinan kami didasarkan fakta-fakta kebenaran dari Allah yang tak terbantahkan oleh siapapun, dan kami sangat sadar kalupun kita bisa berkelit menghindari mubahalah, itu tidak berarti bisa menghindar dari laknat dan adzab Allah, jika kita memalsukan agama-Nya.
Kalau saja semua ketentuan dan petunjuk Allah diikuti secara lurus dan konsekuen, kedamaian di dunia ini mudah terwujud. Jika ada kelompok lain yang berbeda paham, serahkan saja urusannya kepada Allah, toh Allah telah menegaskan bahwa Dialah, Allah Al Hakiem yang akan menghakimi dan memutuskannya. Tidak ada hak bagi siapapun untuk menghakimi perbedaan pandapat dan keyakinan.
Kalau tetap penasaran juga, silahkan bermubahalah (ibtihaal). Kalau tidak berani beribtihaal, ya sudah masing-masing aja, jangan saling menghujat.
Yaa ayyuhannaas...
Pastikan bahwa yang kalian ikuti itu, benar-benar aman dan selamat dari laknat Allah. Karena orang yang mengusung Kitabullah tapi bersikap gegabah dan menyalahinya, merekalah yang terancam laknat/kutukan Allah, daripada mereka yang sama sekali tidak ada hubungan apapun dengan Kitabullah itu.
إِنَّ ٱلَّذِينَ يَكۡتُمُونَ مَآ أَنزَلۡنَا مِنَ ٱلۡبَيِّنَـٰتِ وَٱلۡهُدَىٰ مِنۢ بَعۡدِ مَا بَيَّنَّـٰهُ لِلنَّاسِ فِى ٱلۡكِتَـٰبِۙ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ يَلۡعَنُہُمُ ٱللَّهُ وَيَلۡعَنُہُمُ ٱللَّـٰعِنُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan yang jelas dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu DILAKNAT Allah dan dilaknat (pula) oleh semua (mahkluk) yang dapat melaknat. (Al-Baqarah : 159)
وَنُنَزِّلُ مِنَ ٱلۡقُرۡءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٌ۬ وَرَحۡمَةٌ۬ لِّلۡمُؤۡمِنِينَۙ وَلَا يَزِيدُ ٱلظَّـٰلِمِينَ إِلَّا خَسَارً۬ا
Dan Kami menurunkan dari Al Quran sesuatu yang berupa penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu TIDAKLAH MENAMBAH BAGI ORANG-ORANG YANG DHOLIM, KECUALI KERUGIAN. (Al-Isra' : 82)
قُلۡ سِيرُواْ فِى ٱلۡأَرۡضِ ثُمَّ ٱنظُرُواْ ڪَيۡفَ كَانَ عَـٰقِبَةُ ٱلۡمُكَذِّبِينَ
Katakanlah: Berjelajahlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana akibat (yang diderita) kaum PEMBUAT KEBOHONGAN (KEPALSUAN). (Al-An'am : 11)
