Bisa dikatakan bahwa "Manhaj Risalah" ini adalah khittoh kami dalam mengemban, menjalani dan mengembangkan Islam. Walaupun...
Bisa dikatakan bahwa "Manhaj Risalah" ini adalah khittoh kami dalam mengemban, menjalani dan mengembangkan Islam. Walaupun "Manhaj Risalah" ini kami jadikan sebagai pijakan langkah kami pribadi, namun sedikit pun kami tak bermaksud menyembunyikannya dari halayak. Bahkan kami ingin semua orang tahu bahwa Islam harus digelar dengan cara-caranya yang khas sebagaimana kami paparkan di dalam "Manhaj Risalah" ini.
Setiap Mukmin wajib senantiasa menyadari bahwa keberadaan dirinya hidup di muka bumi ini sama sekali bukan berdasarkan rencana, keinginan dan kehendak dirinya sendiri, melainkan atas kehendak dan kekuasaan Allah. Allah-lah yang punya rencana, kehendak dan tujuan, untuk apa kita semua diciptakan dan dihidupkannya di muka bumi ini. Tidak ada sedikitpun andil manusia dalam merencanakan dan menentukan semua ini.
Itu adalah fakta yang tidak mungkin dibantah. Maka konsekuensi logis dari fakta tersebut, bahwa segala yang kita perbuat dan kita lakukan dalam hidup ini haruslah merujuk hanya kepada Allah. Untuk apa kita melakukan berbagai hal dalam hidup ini? Apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya? Kemudian apa yang harus dihasilkan dalam menjalani hidup ini? Hanya Allah yang berhak menentukan dan mengatur semua itu.
Sebuah contoh sederhana, keberadaan seorang karyawan di sebuah perusahaan, bukanlah semata-mata atas kemauan dan keputusan dirinya yang bersangkutan, melainkan dia diterima dan ditempatkan di perusahaan tersebut oleh pihak yang berwenang untuk itu, misalnya pemilik atau pemimpin perusahan. Maka apa yang harus dan boleh ia kerjakan di perusahaan tersebut? Tentunya bukan Si Karyawan itu sendiri yang menentukan menurut kemauannya, melainkan semuanya atas dasar perintah dan kewenangan yang diberikan oleh pihak yang berwenang atas dirinya di perusahaan tersebut.
Demikian pula dengan keberadaan manusia di bumi ini. Kemudian bagaimana manusia bisa menyadari dan mengetahui secara jelas dan konkrit tentang apa yang harus dia lakukan dan hasilkan dalam hidup ini. Atau dengan kata lain, apa saja sebenarnya dan secara jelas dan konkritnya yang merupakan tugas dan kewajiban dari Allah bagi mereka dengan dihadirkannya mereka di bumi ini?
Hanya atas petunjuk dan hidayah Allah-lah, seseorang bisa berhasil menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas. Dan hanya atas pertolongan-Nya pulalah seseorang bisa berhasil mengimplementasikan dan mengoperasionalkan hal tersebut untuk memperoleh ridho-Nya.
Allah-lah pemilik segalanya, seluruh perangkat keras (alam materi dan energi) dan seluruh perangkat lunak (rencana, qadar, hukum, sistem dan program). Berdasarkan perangkat-perangkat itulah segala fenomena, peristiwa dan proses di alam semesta ini terjadi dan berlangsung.
وَمَا خَلَقۡنَا ٱلسَّمَآءَ وَٱلۡأَرۡضَ وَمَا بَيۡنَہُمَا لَـٰعِبِينَ
"Dan tidaklah Kami menciptakan langit dan bumi serta segala yang ada diantara keduanya sebagai bermain-main." ( Al Anbiya : 16 )
Permainan adalah sesuatu yang dilakukan semata-mata untuk kesenangan atau keasyikan dalam melakukannya, atau keasyikan memperhatikan (menonton) orang lain melakukannya, bukan untuk sesuatu yang ingin dicapai atau dihasilkan. Allah menciptakan seluruh alam semesta dengan segala isinya ini, bukanlah sekedar main-main tanpa tujuan. Tentunya dengan semua itu Allah punya maksud dan tujuan tertentu. Dengan kata lain Allah telah mencanangkan program tertentu untuk digelar dan dikembangkan.
Di sisi lain, Allah menciptakan jin dan manusia tiada lain adalah untuk mengabdi kepada-Nya. Maka sudah barang tentu bahwa manusia harus menjalankan peran tertentu sebagai bagian dari rencana dan program Allah tersebut. Dengan selalu mengorientasikan atau merujuk hanya kepada Allah dalam segala gerak aktifitas kehidupan kita, itulah essensi ibadah atau pengabdian kepada-Nya.