Ada sekelompok tertentu dari orang-orang Islam di negeri ini, yang dengan vokal dan lantang mendengungkan slogan "INDONESIA MILIK ALLAH".
Ada sekelompok tertentu dari orang-orang Islam di negeri ini, yang dengan vokal dan lantang mendengungkan slogan "INDONESIA MILIK ALLAH".
Lebih parah lagi, slogan tersebut didengungkan untuk mendukung propaganda dan ambisi politik mereka bahwa Indonesia ini harus diubah menjadi sebuah "khilafah". Dan lebih parah lagi, bahwa bentuk khilafah tersebut mereka klaim sebagai bentuk (sistem) pemerintahan Islam, satu-satunya sistem yang sah disisi Allah.
Padahal Allah tidak pernah memerintahkan manusia untuk mendirikan sebuah negara, apalagi membuat ketentuan bagaimana mengatur yang namanya negara itu.
Negara adalah salah satu wujud budaya dan peradaban manusia dalam mengeksplorasi bumi, membangun peradaban, menjalankan peran mereka yang telah Allah tetapkan sebagai kholifah-Nya di bumi.
Kekhalifahan Allah itu telah, sedang dan akan terus berjalan seiring keberadaan manusia di bumi. Ini merupakan agenda Allah terkait penciptaan bumi itu sendiri, sejak Adam diciptakan dan ditempatkan di bumi.
Apakah mereka berpikir bahwa Allah mengalami kesulitan dan tak kunjung berhasil alias gagal mewujudkan agenda-Nya, sehingga mereka harus tampil menjadi pembela-Nya? Menolong Allah agar agenda-Nya bisa terwujud?
Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan…
Arti harfiyah dari kata khalifah itu, "yang di belakang", atau "yang menyusul belakangan" atau dengan kata lain, PELANJUT atau PENGANTI.
Allah telah menciptakan bumi ini sampai titik tertentu, lalu salah satu makhluk-Nya yang disebut manusia itu, Allah setting untuk berkemampuan melanjutkan ciptaan-Nya itu.
Allah tidak sampai menciptakan gedung, pesawat terbang, dan lain-lain. Tapi Allah telah menyediakan segala yang dibutuhkan manusia secara lengkap dan sempurna. Manusia tinggal melanjutkan. Itulah peran mereka sebagai khalifah. Mengeksplorasi karunia Allah di bumi, membangun peradaban sebagai mendhohirkan KESUCIAN (Tasbih), KEMULIAN (Tahmid) dan KEBESARAN Allah (Takbir).
Justru kelompok-kelompok semacam mereka yang lantang tersebut di atas, hanya bisa membuat kegaduhan, kebisingan, mengganggu, merecoki dinamika kekhalifahan yang sedang berjalan, sebagai manifestasi dari agenda Allah yang primer.
Dan ajaibnya, mereka bermanuver mengganggu agenda Allah tapi sambil meneriakkan Asma Allah, takbir, seruan jihad dan lain-lain.
Tentang fenomena tersebut Allah menyatakan dalam Kalam-Nya:
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يُعۡجِبُكَ قَوۡلُهُ ۥ فِى ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَيُشۡهِدُ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا فِى قَلۡبِهِۦ وَهُوَ أَلَدُّ ٱلۡخِصَامِ (٢٠٤) وَإِذَا تَوَلَّىٰ سَعَىٰ فِى ٱلۡأَرۡضِ لِيُفۡسِدَ فِيهَا وَيُهۡلِكَ ٱلۡحَرۡثَ وَٱلنَّسۡلَۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ ٱلۡفَسَادَ
Dan diantara manusia ada orang yang ucapannya dalam kehidupan dunia, membuatmu terheran-heran (merasa aneh bin ajaib) dan Allah pun dipersaksikannya atas apa (ambisi) dalam hatinya, padahal ia adalah penentang yang paling radikal (kaum antagonis-radikalis).
Dan jika ia berpaling, ia bermanuver di bumi bikin kerusakan padanya, merusak ladang (penghidupan) dan merusak keturunan (generasi), padahal Allah tidak menyukai kerusakan. (Al Baqoroh : 204-205)
Sebagai hamba Allah yang ingin selalu menjaga kesucian dan ketinggian Asma-Nya, pernyataan "Indonesia milik Allah" tersebut di atas bukanlah dari Allah. Itu penyataan dari sekelompok orang yang sadar atau tidak, telah menodai kesucian Asma Allah, atau dengan kata lain "mempermalukan Allah".
Memang benar Allah telah menyatakan dengan Kalam-Nya:
لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ.
Hanya kepunyaan Allah segala yang ada di langit dan di bumi....
Pada dasarnya tidak ada manusia yang memungkiri itu. Semua mengakui bahwa Tuhan itulah pencipta dan pemilik seluruh alam semesta ini.
Sebagaimana yang Allah katakan pula:
قُلْ لِمَنِ الْأَرْضُ وَمَنْ فِيهَا إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ * سَيَقُولُونَ لِلَّهِ
Katakanlah: "Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?". Mereka akan mengatakan: "kepunyaan Allah"... (Al Mukminun : 84, 85)
Tidak ada yang memungkiri, dan Allah pun maha mengetahui dan mengakui bahwa manusia tidak memungkiri hal tersebut.
Tapi kemudian Allah telah mendeklarasikan bahwa semua yang Allah ciptakan (adakan) di bumi ini adalah untuk manusia. Manusialah yang mendapat mandat dari Allah untuk mengeksplorasi bumi, kemudian memiliki, menguasai dan menikmati apa yang mereka dapatkan.
Kemudian lebih lanjut Allah mengatur implementasinya dalam menentukan siapa memiliki apa dari karunia Allah di bumi ini.
وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا ۖ وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبْنَ ۚ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
Dan janganlah kamu iri hati bahwa apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu melebihi dari sebahagian yang lain. Bagi para lelaki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (An Nisa : 32)
Jadi jelas bahwa manusia, baik lelaki maupun perempuan, Allah akui hak mereka sebagai pemilik apa yang dihasilkan dari usaha mereka masing-masing. Dan Allah pun menyebutnya "AMWALAKUM" (harta kamu), bukan: "HARTAKU".
Lebih lanjut Allah menegaskan bahwa manusia dilarang mengambil/menguasai harta milik orang lain secara bathil (tidak sah). Harus melalui transaksi niaga (tijaroh) berdasarkan kesepakatan (saling ridho).
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ ۚ وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu secara bathil, kecuali dengan jalan perniagaan dengan suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh/memerangi sesamamu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (An Nisa : 32)
Indonesia ini ada sebagai hasil perjuangan dan pengorbanan begitu besar dari bangsa ini. Maka berdasarkan surat An Nisa ayat 32 di atas, Allah nyatakan bahwa Indonesia ini adalah milik mereka yang mengusahakan dan memperjuangkannya. Dan berdasar ayat itu pula, bangsa lain dan siapapun jangan iri hati atas karunia Allah kepada bangsa ini dan ingin mengusainya secara bathil. Itu adalah sikap mental penjajah yang ilegal dalam pandangan Allah.
Memaksakan kehendak dan keinginan atas apapun yang bukan haknya, itu adalah mental penjajah yang bathil. Apalagi jika hal itu dengan mengatasnamakan Allah, itu adalah kedzaliman yang paling besar.
فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا
..maka siapakah yang lebih dhzalim daripada orang yang mengada-ada kebohongan atas Allah...
