Tidak ada perselisihan dikalangan seluruh Muslimin bahwa MIRAS (KHAMAR) itu HARAM. Allah menegaskan bahwa itu PERBUATAN SYETAN. M...
Tidak ada perselisihan dikalangan seluruh Muslimin bahwa MIRAS (KHAMAR) itu HARAM. Allah menegaskan bahwa itu PERBUATAN SYETAN.
Maka setiap orang yang benar-benar Muslim dan Mukmin (beriman), jangankan harus membeli, diberi gratis seberapapun pasti tidak akan mau meminumnya, itu dosa besar...! Meski minumnya cuma sedikit dan tidak sampai mabuk, tetap saja haram dan dosa.
Jadi sebenarnya bagi orang yg beriman, tidak masalah jika di lingkungannya banyak orang yang memproduksi dan menjual miras. Itu tidak masalah bagi si Mukmin. Dia tidak akan pernah beli, apalagi meminumnya.
Jika kemudian ternyata banyak orang yang ngaku Muslim tapi menganggap tidak masalah jika dia minum miras, bahkan doyan malah, tidak diragukan lagi bahwa dia itu seorang Muslim yang "gagal iman", tidak peduli akan dosa dan murka Allah. Islam mereka hanya Islam KTP. Lalu orang seperti mereka itu akan bereaksi menolak keras jika agama (Islam) tidak dicantumkan pada KTP, karena hanya itu bukti yang dia punya untuk bisa mengaku muslim.
Jadi kesalahannya bukan karena banyaknya orang yang jual miras, atau karena pemerintah tidak mengharamkan miras, melainkan masih banyak orang Muslim yang GAGAL IMAN. Di luar sana masih banyak orang yang tidak menganggap miras itu haram, dan jadi pangsa pasar mereka.
Mestinya kita harus berpikir dan berkoreksi serius, bahwa ketika banyak orang Muslim yang GAGAL IMAN, itu kesalahan siapa...? Siapa yang seharusnya merasa bertanggung jawab...? Kritikan pada waktu sholat Jumat, masih banyak orang nongkrong di kafe, itupun fenomena gagal iman, bukan salah pengusaha kafe. Ketika bulan Ramadhon masih ada orang Muslim yang makan siang di warung makan bertirai, itupun fenomena gagal iman. Bukan salah warung makan, karena masih banyak orang non Muslim yang masih butuh makan siang.
Tapi dikalangan Muslimin ini makin banyak perilaku "aneh". Yang diteriaki dan dicacimaki itu orang yang jualan miras, dan pemerintah yang tidak mengharamkan miras. Mireka pikir, jika Allah saja yg mengharamkan miras itu tidak cukup, karena Allahnya "kurang berwibawa". SUBHANALLAH..., ASTAFIGFIRULLAH...
Jadi fenomena GAGAL IMAN ini disusul dengan fenomena GAGAL BERTANGGUNG JAWAB dan GAGAL MIKIR, SALAH TINGKAH...!