Proses Iqomuddien Menurut Sunnatullah: Fenomena Ajal dan Kematian Ummat

SHARE:

Sebagaimana yang dipaparkan pada tulisan terdahulu dibawah judul di atas, Dienul Islam sebagai konsep kehidupan dan peradaban manusi...

proses-iqomuddien-menurut-sunnatullah-fenomena-ajal-dan-kematian-ummat

Sebagaimana yang dipaparkan pada tulisan terdahulu dibawah judul di atas, Dienul Islam sebagai konsep kehidupan dan peradaban manusia yang bersumber dari Allah itu adalah sesuatu yang benar-benar HIDUP dengan suatu RUH dari Urusan Allah ("Ruuhan Min Amrinaa"). Semua yang hidup itu akan mengalami mati, maka berakhirnya eksistensi Dienullah dalam wujud suatu UMMAT itu, bukanlah bubar atau roboh, melainkan MATI setelah ajalnya tiba.

لِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ‌ۚ إِذَا جَآءَ أَجَلُهُمۡ فَلَا يَسۡتَـٔۡخِرُونَ سَاعَةً۬‌ۖ وَلَا يَسۡتَقۡدِمُو ...

... bagi setiap ummat itu ada ajalnya. Jika telah datang ajal mereka, maka mereka tidak bisa menangguhkan barang sesaatpun dan tak bisa pula menyegerakan (mempercepat)-nya. (Yunus : 49)

Terkait satu individu, manusia bisa berjuang menyelamatkan seseorang dari kematian yang mengancam, misalnya melalui perjuangan tim penolong (SAR) dan tim medis. Tetapi "matinya" suatu ummat adalah berupa ketiadaan Cahaya Allah dalam kehidupan manusia.

أَوَمَن كَانَ مَيۡتً۬ا فَأَحۡيَيۡنَـٰهُ وَجَعَلۡنَا لَهُ ۥ نُورً۬ا يَمۡشِى بِهِۦ فِى ٱلنَّاسِ كَمَن مَّثَلُهُ ۥ فِى ٱلظُّلُمَـٰتِ لَيۡسَ بِخَارِجٍ۬ مِّنۡہَا‌ۚ كَذَٲلِكَ زُيِّنَ لِلۡكَـٰفِرِينَ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ

Dan apakah orang yang dalam kondisi mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami jadikan baginya cahaya terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan didalam kehidupan manusia, sama halnya dengan orang dalam keadaan gelap gulita yang sama sekali tidak dapat keluar darinya? Demikianlah dihiaskan bagi orang-orang kafir itu apa yang mereka kerjakan. (Al An'am: 122)

Ayat di atas menunjukkan bahwa hidupnya ummat itu dengan adanya Cahaya Allah yang menerangi kehidupan mereka. Maka sebaliknya, matinya ummat itu ketika mereka berkehidupan dalam kegelapan dari Cahaya Allah tersebut.

Lebih lanjut ditegaskan bahwa dalam kondisi demikian segala yang mereka lakukan dalam kegelapan, tak lain dari tempelan yang diada-adakan (fiktif) dan dipasang ("dihiaskan") dalam sistem kehidupan mereka. Meskipun mereka menyebutnya "Ajaran Islam" atau "perintah Allah", namun tidak ada bukti bahwa itu dari Allah, kecuali karena begitulah yang dilakukan dan diajarkan orang-orang tua (para leluhur), maka mereka kira bahwa itu pasti perintah Allah. Padahal Allah sendiri menyebutnya 'perbuatan keji'.

وَإِذَا فَعَلُواْ فَـٰحِشَةً۬ قَالُواْ وَجَدۡنَا عَلَيۡہَآ ءَابَآءَنَا وَٱللَّهُ أَمَرَنَا بِہَا‌ۗ قُلۡ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَأۡمُرُ بِٱلۡفَحۡشَآءِ‌ۖ أَتَقُولُونَ عَلَى ٱللَّهِ مَا لَا تَعۡلَمُونَ

Dan ketika mereka melakukan hal yang buruk (keji), mereka berkata: "Kami mendapati orang-orang tua kami melakukannya, dan Allah memerintah kami begitu". Katakanlah: "Allah tidak pernah memerintahkan hal yang keji". Apakah kamu mengatakan atas Allah sesuatu yang tidak kamu ketahui? (Al A'rof : 28)

Dari ungkapan fenomena di atas, ketika ajal suatu ummat telah tiba, itu ibarat hari diambang senja, matahari telah mendekat ke ufuk barat, pertanda malam gelap segera tiba. Maka tak ada satu kekuatanpun yang bisa menahannya ataupun mempercepatnya.

Oleh sebab itu, kehidupan ummat dengan amaliyah fiktif seperti tersebut di atas, tidak mungkin "diperbaiki" sebagaimana orang yang luka atau sakit parah bisa ditolong agar selamat dari kematian, melainkan Allah akan mendatangkan (memunculkan) ummat pengganti, sebagai estafeta "Ummatan Wahidah" yang dulu pernah eksis dan telah berlalu.

... يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَن يَرۡتَدَّ مِنكُمۡ عَن دِينِهِۦ فَسَوۡفَ يَأۡتِى ٱللَّهُ بِقَوۡمٍ۬ يُحِبُّہُمۡ وَيُحِبُّونَهُ

Hai orang-orang yang beriman barangsiapa dari kalian berpaling dari Dinullah, maka kelak (suatu saat nanti) Allah akan mendatangkan (memunculkan) suatu kaum (komunitas baru) yang Allah mencintai mereka, dan merekapun mencintai Allah ... (Al Maidah: 54)

Haruslah disadari dan diakui bahwa kehidupan manusia diruas zaman ini telah menyimpang jauh dari konsep Dienul Haq. Kehidupan sosial yang semakin semerawut, dipenuhi dengan tempelan-tempelan yang dipasang (dihiaskan) orang, yang tidak dikenal adanya pada konsep Dienullah yang sebenarnya (original).

Menurut petunjuk ayat di atas, jika fenomena kehidupan sudah menyimpang atau tidak sesuai lagi dengan petunjuk kebenaran (Al Haq) secara lurus dan murni (kholish), janganlah berpikir dan berharap bahwa keadaan bisa "diperbaiki" dan "digiring" ke arah tegaknya kembali Dienul Haq, karena harapan seperti itu ibarat ketika matahari sudah condong ke barat, diharap kembali bergeser ke timur. Itu mustahil. Untuk memperlambat saja tidak ada seorangpun yang mampu, apalagi membalik-arahkan. Maka dari waktu ke waktu akan semakin gelap dan pekat.

Hanya satu yang bisa dilakukan yaitu:

Mencari komunitas baru yang Allah munculkan sebagai manifestasi tumbuhnya kembali benih SYAJAROH THOYYIBAH yang pernah eksis silih berganti secara estafet, di tengah belantara kehidupan sosial manusia. Suatu komunitas sosial (ummatan) yang berada di 'zona terang' di bawah Cahaya Allah. Kemudian Allahlah yang akan mengeluarkan orang-orang yang dikehendaki-Nya, dari zona gelap ke zona terang benderang.

Inilah langkah aktualisasi dari ungkapan doa:

ٱهۡدِنَا ٱلصِّرَٲطَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ

Tunjukkanlah kami ke JALAN YANG LURUS ...

Terkait dikeluarkannya manusia dari kegelapan ke zona terang, salah satu petunjuk dan ketentuan dari Allah adalah sebagai berikut:

الٓر‌ۚ ڪِتَـٰبٌ أَنزَلۡنَـٰهُ إِلَيۡكَ لِتُخۡرِجَ ٱلنَّاسَ مِنَ ٱلظُّلُمَـٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ بِإِذۡنِ رَبِّهِمۡ إِلَىٰ صِرَٲطِ ٱلۡعَزِيزِ ٱلۡحَمِيدِ

Alif, laam raa. Suatu Kitab yang Kami menurunkannya kepadamu agar kamu mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya terang benderang DENGAN IZIN Robb mereka, ke jalan yang bermartabat dan juga terpuji. (Ibrahim : 1)

IZIN ALLAH. Ini adalah faktor dominan yang sangat menentukan untuk bisa terjadinya segala sesuatu, dengan merangkum aspek KEBENARAN dan KEABSAHAN.

Tetapi harus disadari dan dipahami bahwa Izin Allah itu tidaklah seperti izin pada kehidupan antar manusia, dimana orang yang memerlukan izin harus minta/mohon izin kepada pihak yang berwenang memberi izin tersebut. Lalu izin itu didapat ketika ia diberi izin (diizinkan), dan bila perlu izin tersebut dibuktikan dengan adanya "Surat Izin".

Izin Allah bukanlah didapat dengan jalan memohon, berdoa atau menjalani ritual tertentu, melainkan dengan memenuhi dan menepati segala syarat dan ketentuan yang telah Allah tetapkan dalam SUNNAHNYA (SUNNATULLAH). Dengan kata lain, mengikuti dan menjalankan petunjuk-Nya secara lurus, konsisten dan konsekuen.

Ketika segala syarat dan ketentuan yang Allah tetapkan itu dipenuhi dan ditepati, itulah didapatnya Izin Allah yang dibuktikan dengan terjadinya apa diharapkan terjadi (BI-IDZNILLAH).

Maka pada paparan berikutnya kita akan menelusuri petunjuk Allah dan mencari tahu segala syarat dan ketentuan yang Allah tetapkan (SUNNATULLAH) untuk tegaknya kembali Dienul Haq, atau dengan ungkapan simbolismenya: Tumbuhnya kembali "Syajaroh Thoyyibah", terpancarnya kembali "Cahaya Allah" menerangi kehidupan manusia.

Insyaalah ... pada tulisan berikutnya ...

MAHA BENAR ALLAH DALAM SETIAP KALAMNYA ...
Name

Dakwah Ilallah,12,Jalan Keselamatan,7,Jurnal Roqim,1,Kajian Lepas,42,Manhaj Risalah,12,
ltr
item
Ini Islam: Proses Iqomuddien Menurut Sunnatullah: Fenomena Ajal dan Kematian Ummat
Proses Iqomuddien Menurut Sunnatullah: Fenomena Ajal dan Kematian Ummat
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8D8mp-6Wa2yghXR0iCyLRKbLSgZtDXXYDlN2nT2WBP-tmK0S79-NQOrJcSXz5k-206xX22Nki8EzdjgM-AqANzfiyAzITCS6MOvsaksFRRojZ8dxPTNrec74g9i6NZhgThtT1Q5fQT2M/s640/proses-iqomuddien-menurut-sunnatullah-fenomena-ajal-dan-kematian-ummat.png
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8D8mp-6Wa2yghXR0iCyLRKbLSgZtDXXYDlN2nT2WBP-tmK0S79-NQOrJcSXz5k-206xX22Nki8EzdjgM-AqANzfiyAzITCS6MOvsaksFRRojZ8dxPTNrec74g9i6NZhgThtT1Q5fQT2M/s72-c/proses-iqomuddien-menurut-sunnatullah-fenomena-ajal-dan-kematian-ummat.png
Ini Islam
http://www.iniislam.net/2017/03/proses-iqomuddien-menurut-sunnatullah-fenomena-ajal-dan-kematian-ummat.html
http://www.iniislam.net/
http://www.iniislam.net/
http://www.iniislam.net/2017/03/proses-iqomuddien-menurut-sunnatullah-fenomena-ajal-dan-kematian-ummat.html
true
7017169815549685310
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy Table of Content